Kamis, 17 September 2015

Perilaku Konsumen

Hari jumat, tanggal 11 November 2015 pukul 18.00 WIB dimana saya kuliah perdana mata kuliah Perilaku Konsumen dari Fakultas Ekologi Manusia bersama Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan M,Sc. Beliau juga menulis buku dengan judul Perilaku Konsumen yang dijadikan buku pegangan untuk mahasiwanya. Kuliah diawali dengan pertanyaan dosen mengenai apa yang terpikirkan saat mendengar kata “konsumen”. Kuliah yang dilakukan berjalan dengan santai dan mahasiswa turut memperhatikan karena materi yang disampaikan menarik sehingga tidak membuat jenuh. Materi yang saya peroleh dari kuliah minggu pertama ini adalah mulai dari pengertian atau definisi perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen sampai ke perspektif riset konsumen. Definisi perilaku konsumen, adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan  menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan mereka (Schiffman dan Kanuk 2010). Sedangkan menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengartikannya sebagai “Kami mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”.
                Konsumen terbagi menjadi konsumen individu yaitu konsumen yang membeli barang atau jasa dan konsumen organisasi yaitu konsumen yang membeli barang atau jasa untuk kegiatan organisasi. Ilmu perilaku konsumen dibagi menjadi dua hal, yaitu mengenai tindakan atau perilaku dan mengenai proses psikologis. Ilmu ini mempelajari perilaku konsumen pada saat sebelum, ketika dan setelah membeli. Perspektif riset perilaku konsumen terdiri atas tiga perspektif: 1). Perspektif pengambilan keputusan, 2). Perspektif eksperiensial (pengalaman), 3). Perspektif pengaruh perilaku.
                Selanjutnya kuliah minggu kedua di lanjutkan dengan materi “Motivasi dan Kebutuhan”, pada bab ini dijelaskan arti motivasi yang berkaitan langsung dengan perilaku konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) mendefinisikan motivasi; “Motivation can be described as driving within individuals that impels them to action. This driving force is produced by state of tension, which exist as the result of an unfulfilled need”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan dan yang sanggup dirasakan. Setelah memahami motivasi maka dijelaskan mengenai “kebutuhan”. Dr. Abraham Maslow adalah seorang psikolog klinis yang memperkenalkan teori kebutuhan berjenjang sebagai Teori Maslow. Menurut teori Maslow, manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yanglebih tinggi. Konsumen yang telah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan lainnya yang lebih tinggi biasanya muncul dan begitulah seterusnya.
                Saat memahami beberapa teori yang disampaikan, maka timbul berbagai pertanyaan salah satunya pertanyaan yang saya ajukan adalah “Bagaimanakah memasarkan produk yang tidak berebntuk barang seperti wisata kepada konsumen, kemudian bagaimanakah caranya supaya menumbuhkan motivasi dan rasa kebutuhan kepada perilaku konsumen terhadap wisata tersebut?”. Setelah berdiskusi dengan kelompok maka saya ringkas jawaban yang diajukan oleh teman-teman dan jawaban tersebut berisi:
“Bawasannya cara untuk memasarkan wisata pada saat ini adalah melalui media sosial yang melekat pada masyarakat saat ini. Media sosial adalah salah satu cara yang sangat efektiv karena dapat menjangkau semua masyarakat, kemudian wisata-wisata yang ada dapat dipasarakan dengan view atau foto dari obyek wisata tersebut. Selanjutnya untuk meningkatkan motivasi serta kebutuhan dari konsumen pemasaran dilakukan secara menarik seperti menampilkan artis atau model yang terkenal saat ini, sehingga menimbulkan rasa gengsi terhadap para konsumen yang berlomba-lomba akan datang ke obyek wisata tersebut. Pemasaran selajutnya dilakukan melalui media sosial yang marak di masyarakat seperti instagram, twitter, facebook, dan lain-lain. Cara ini sangat efektiv karena cepat dan tidak membutuhkan biaya yang sangat banyak”.
Satrio Suryadi Nugroho
E34130033

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata
(www.kshe.fahutan.ipb.ac.id)
Fakultas Kehutanan
(www.fahutan.ipb.ac.id)
Institut Pertanian Bogor

Kuliah Perilaku Konsumen IKK233 (Consumer Behavior Class)
Department of Family and Consumer Sciences,
(www.ikk.fema.ipb.ac.id)
College of Human Ecology
(www.fema.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University IPB

Prof Dr Ir UJANG  SUMARWAN, MSc
(www.Ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id),
(sumarwan@mb.ipb.ac.id)
Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
Dr. Ir. Megawati simanjuntak, MS
Ir. Retnaningsih, MS
Ir. Md djamaluddin, MSc


Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.